Melihat gunung Sindoro dan Sumbing yang gagah |
Bagi saya, gunung terlihat gagah ketika di lihat dari bawah, seperti diam dan tak mau di ganggu oleh siapapun, gunung dan berjuta sejarah misterinya merupakan cerita yang sangat panjang, selalu ada mitos dan tradisi yang di percaya oleh warga di lereng gunung, karena bagi saya, gunung selalu menyimpan aroma keromantisan sejarah masa silam yang sungguh sangat menarik ketika kita menyimaknya dari cerita-cerita penduduk sekitar ataupun dari buku-buku yang berbau sejarah masa silam, mitos-mitos dan kepercayaan masyarakat setempat di lereng gunung merbabu khususnya selalu menjaga kepercayaannya sendiri seperti adanya pasar setan di atas puncak, cerita-cerita tersebut selalu turun temurun di ceritakan ke generasi berikutnya.
Saya khususnya, tak pernah terpikirkan sama sekali didalam benak saya pribadi untuk mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi dan di tempuh selama berjam-jam, gunung yang pernah saya daki pertama kali adalah gunung purba nglanggeran yang berada di daerah pathuk gunung kidul karena tracknya tidak terlalu sulit buat pemula seperti saya dan untuk sampai ke puncak hanya butuh waktu satu jam saja, pendakian dari gunung purba nglanggeran membuat saya ketagihan untuk mencoba gunung lagi.
akhirnya saya mempunyai teman satu kost dulu dan lama tidak bertemu, dia sendiri mengajak saya, untuk mendaki merbabu dan sepontan saya jawab dengan tegas dan hanya memakai tiga huruf saja "AYO'' dan ketika berada di kontrakan teman-teman Lombok saya akhirnya berhasil meracuni mereka semua dengan mengajak mereka untuk mendaki gunung merbabu, kesepakatan dan meeting point di rumah kontrakan bersama teman-teman yang lain sudah selesai, kami sepakat untuk mendaki merbabu pada hari sabtu malam tanggal 04 Mei 2013 dan turun hari minggu siang tanggal 05 Mei 2013 dan jalur pendakian yang kami tempuh untuk sampai ke puncak merbabu adalah dari desa wekas, desa itu benar-benar sejuk dan alamnya yang mengagumkan serta warganya yang sangat ramah.
Sampai kemudian ke desa wekas setelah melalui jalan yang panjang, jalan yang begitu terjal, kami sempat kehujanan di jalan dan kami masih beruntung karena membawa jas hujan tapi kami semua merelakan tas carier yang sangat berat itu kehujanan, jauh sebelum sampai ke desa wekas tersebut kami sempat berhenti untuk mengisi perut yang kelaparan karena ternyata dari siang kami belum makan, setelah pada akhirnya kami sampai ke desa terakhir wekas kami istirahat satu jam karena sekalian menunggu dua teman kami datang dari magelang sebagai pemandu kami diatas karena kami semua enam orang ini tidak tahu apa-apa tentang mendaki gunung, jadi memang harus di pandu, jam 21.00 malam akhirnya yang di tunggu datang, kami membiarkan makhluk dua orang itu beristrahat di basecamp lalu pada jam 21.30 malam kita sepakat naik gunung, sebelum mendaki kami sempatkan berdoa untuk keselamatan kami diatas dan kami sepakat ketika ada satu orang ingin istirahat maka semuanya harus istirahat tidak terkecuali.
Dan akhirnya kami mendaki dengan di awali tanjakan yang begitu curam, tanjakan pertama, kedua, ketiga saya dan teman saya yang bernama sudirman tak kuat menahan berat beban tas carier serta berjalan dengan tanjakan yang begitu curam, akhirnya saya orangnya yang pertama kali menyuruh berhenti untuk istirahat sebentar, kurang dari 5 menit kami akhirnya nanjak lagi, karena view malam kami hanya melihat kebun-kebun penduduk dan sebagian pendaki yang masih perjalanan menanjak ke atas, setelah lama kami menanjak, pos 2 membayangi pikiran kami, kepala saya sudah mulai kedinginan, saya dan teman-teman yang lain meyakini diri masing-masing akan sampai pos 2 sebelum subuh, bonus terakhir yang kami dapat adalah akhirnya kami mendapatkan posisi tanah landai yang bisa di buat sebagai tempat beristirahat, dan ada beberapa kejadian aneh yang saya alami sendiri ketika sebelum saya sendiri sampai ke tempat istirahat tersebut, yang lain sudah sampai ke tempat istirahat.
Saya dan teman saya yang dua orang di belakang masih menuju ke tempat istirahat tersebut dan siapa yang sangka bahwa ternyata kejadian aneh itu datang, nama saya di panggil dua kali dengan suara perempuan, sekilas saya tampak bingung karena yang lain sibuk untuk nanjak ke atas dan salah satu diantara kami tidak ada yang berjenis kelamin perempuan, pelan-pelan saya simpan kejadian itu, tidak saya ceritakan kepada yang lainnya agar mereka tidak merasa ketakutan nanti di jalan selanjutnya, sesampainya saya di tempat istirahat bersama sama kami makan kacang, minum air, dan memakan gula jawa, 10 menit kami di tempat istirahat terakhir itu akhirnya kami semua berjalan dan berharap pos 2 segera datang didepan, 1 jam dari tempat istirahat tadi dan setelah kami berjalan dengan landai akhirnya pos 2 di depan mata tepat jam 01.30 pagi , saya mengucapkan Alhamdulillah akhirnya sampai pos 2 juga.
Saya khususnya, tak pernah terpikirkan sama sekali didalam benak saya pribadi untuk mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi dan di tempuh selama berjam-jam, gunung yang pernah saya daki pertama kali adalah gunung purba nglanggeran yang berada di daerah pathuk gunung kidul karena tracknya tidak terlalu sulit buat pemula seperti saya dan untuk sampai ke puncak hanya butuh waktu satu jam saja, pendakian dari gunung purba nglanggeran membuat saya ketagihan untuk mencoba gunung lagi.
satu team yang satunya jepretin kamera |
Sampai kemudian ke desa wekas setelah melalui jalan yang panjang, jalan yang begitu terjal, kami sempat kehujanan di jalan dan kami masih beruntung karena membawa jas hujan tapi kami semua merelakan tas carier yang sangat berat itu kehujanan, jauh sebelum sampai ke desa wekas tersebut kami sempat berhenti untuk mengisi perut yang kelaparan karena ternyata dari siang kami belum makan, setelah pada akhirnya kami sampai ke desa terakhir wekas kami istirahat satu jam karena sekalian menunggu dua teman kami datang dari magelang sebagai pemandu kami diatas karena kami semua enam orang ini tidak tahu apa-apa tentang mendaki gunung, jadi memang harus di pandu, jam 21.00 malam akhirnya yang di tunggu datang, kami membiarkan makhluk dua orang itu beristrahat di basecamp lalu pada jam 21.30 malam kita sepakat naik gunung, sebelum mendaki kami sempatkan berdoa untuk keselamatan kami diatas dan kami sepakat ketika ada satu orang ingin istirahat maka semuanya harus istirahat tidak terkecuali.
Dan akhirnya kami mendaki dengan di awali tanjakan yang begitu curam, tanjakan pertama, kedua, ketiga saya dan teman saya yang bernama sudirman tak kuat menahan berat beban tas carier serta berjalan dengan tanjakan yang begitu curam, akhirnya saya orangnya yang pertama kali menyuruh berhenti untuk istirahat sebentar, kurang dari 5 menit kami akhirnya nanjak lagi, karena view malam kami hanya melihat kebun-kebun penduduk dan sebagian pendaki yang masih perjalanan menanjak ke atas, setelah lama kami menanjak, pos 2 membayangi pikiran kami, kepala saya sudah mulai kedinginan, saya dan teman-teman yang lain meyakini diri masing-masing akan sampai pos 2 sebelum subuh, bonus terakhir yang kami dapat adalah akhirnya kami mendapatkan posisi tanah landai yang bisa di buat sebagai tempat beristirahat, dan ada beberapa kejadian aneh yang saya alami sendiri ketika sebelum saya sendiri sampai ke tempat istirahat tersebut, yang lain sudah sampai ke tempat istirahat.
full team |
Sesampainya di pos 2 ini kami semua membagi pekerjaan tim, tiga orang mendirikan tenda, tiga orang membuat api, dan dua orang memasak, saya sendiri kebagian mendirikan tenda karena tidak mungkin saya memasak sementara suasananya sangat dingin sekali ditambah ada badai angin yang luar biasa hembusannya. 45 menit saya dan teman yang lainnya berhasil mendirikan tenda, kami mendirikan dua tenda agar bisa segera istirahat dan tidur dengan suasana kedinginan yang luar biasa, sementara saya, saya masih asik ngobrol dengan teman-teman yang lainnya seputar kedinginan yang kami alami, memang ada ada saja. setelah minum kopi susu dan makan mie goreng mentah satu bungkus saya merasakan ngantuk yang luar biasa, jam 02.30 pagi saya istirahat di tenda, yang lain masih menikmati obrolan yang tidak jelas itu. apakah saya bisa tidur didalam tenda? ternyata tidak pemirsa.
Saya kedinginan menggigil yang luar biasa, beruntung saya bawa sarung tapi tidak bawa kaos kaki, sementara badai angin semakin pagi semakin menjadi-menjadi, itulah kenapa sampai tenda kami roboh. pagi hari tiba, tepat jam 08.00 pagi saya keluar dari tenda bersamaan dengan teman yang lainnya, yang kami lakukan pertama kali ketika keluar tenda adalah foto-foto kemudian membuat kopi susu dan akhirnya juru masak kami yang sudah kelaparan sudah tidak kuat menahan perutnya yang sudah kelaparan, kami menunggu dia selesai memasak sembari meminum kopi yang sudah dibuatnya, setelah sarapan selesai dan minum kopi serta foto-foto selesai, saya penasaran dengan tempat ini
Akhirnya saya pergi sendirian di tepi jurang sebelah, betapa kaget saya ketika melihat gunung sindoro dan sumbing berada di ketinggian yang sama, dan kagetnya lagi, saya berada di atas awan dan itu benar-benar sangat mengejutkan, kami sepakat memutuskan untuk pergi ke puncak, jarak dari pos 2 ke puncak itu sekitar 2 jam, merbabu mempunyai dua puncak yaitu puncak syarif dan kedua puncak kenteng songo, tapi keinginan untuk sampai mendaki ke puncak akhirnya gagal karena saran dari teman pemandu kami karena masih ada badai angin dan takut terjadi apa-apa diatas sana, kami mengurungkan niat kami semua untuk pergi ke puncak tapi kami semua pasti kembali ke tempat itu, tempat yang luar biasa yang pernah saya jumpai, tenang, damai dan indah. sekitar jam 11.00 siang dan setelah semua jeprat-jepret sudah selesai akhirnya kami sepakat untuk turun gunung.
Saya kedinginan menggigil yang luar biasa, beruntung saya bawa sarung tapi tidak bawa kaos kaki, sementara badai angin semakin pagi semakin menjadi-menjadi, itulah kenapa sampai tenda kami roboh. pagi hari tiba, tepat jam 08.00 pagi saya keluar dari tenda bersamaan dengan teman yang lainnya, yang kami lakukan pertama kali ketika keluar tenda adalah foto-foto kemudian membuat kopi susu dan akhirnya juru masak kami yang sudah kelaparan sudah tidak kuat menahan perutnya yang sudah kelaparan, kami menunggu dia selesai memasak sembari meminum kopi yang sudah dibuatnya, setelah sarapan selesai dan minum kopi serta foto-foto selesai, saya penasaran dengan tempat ini
Akhirnya saya pergi sendirian di tepi jurang sebelah, betapa kaget saya ketika melihat gunung sindoro dan sumbing berada di ketinggian yang sama, dan kagetnya lagi, saya berada di atas awan dan itu benar-benar sangat mengejutkan, kami sepakat memutuskan untuk pergi ke puncak, jarak dari pos 2 ke puncak itu sekitar 2 jam, merbabu mempunyai dua puncak yaitu puncak syarif dan kedua puncak kenteng songo, tapi keinginan untuk sampai mendaki ke puncak akhirnya gagal karena saran dari teman pemandu kami karena masih ada badai angin dan takut terjadi apa-apa diatas sana, kami mengurungkan niat kami semua untuk pergi ke puncak tapi kami semua pasti kembali ke tempat itu, tempat yang luar biasa yang pernah saya jumpai, tenang, damai dan indah. sekitar jam 11.00 siang dan setelah semua jeprat-jepret sudah selesai akhirnya kami sepakat untuk turun gunung.
Satu pelajaran yang saya dapatkan ketika mendaki merbabu ini adalah : bahwa hidup tidak boleh egois, bahwa hidup harus selalu saling membangun, ketika kamu mendaki sebuah gunung, puncak bukan segala-galanya, tapi pulang kerumah dengan selamat itu adalah puncak dari segala-galanya, sungguh merbabu cantik apabila kita melihat bintang dan bulan sabit pada malam hari, itu seperti kita ingin bisa menyentuh bintang, sangat tenang, damai dan indah.
Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon