Di
pagi hari itu, tanggal 25 mei 2014, tepat jam 03.30 pagi. Saya dan ketiga teman saya yang lainnya
menempuh perjalanan dari Bangkalan menuju Sumenep. Sekitar jam 07.00 pagi kami
sudah sampai gerbang masuk kota sumenep kemudian langsung mencari penyebrangan
buat ke pulau tersebut. Minimnya info untuk sampai ke pulau gili labak membuat
kami bertanya-tanya pada warga setempat, hingga akhirnya kami tersesat
mencapai 10 KM lebih keluar dari kota sumenep, padahal seharusnya tujuan kami
ke pelabuhan kalianget. Akhirnya, kami memutar arah kembali ke kota sumenep
lagi setelah mampir ke minimarket terdekat untuk bertanya kejelasan info
mengenai penyeberangan ke pulau gili labak tersebut, ternyata tidak semua orang
lokal tahu tentang keberadaan pulau tersebut.
Kami
kembali ke dalam kota sumenep mencari pelabuhan kalianget, tidak mau terulang
lagi kesalahan yang pernah kami alami, sampai depan terminal kami bertanya sama
ibu-ibu warung tentang pelabuhan kalianget dan benarlah adanya, pelabuhan
kalianget tinggal sedikit lagi kami jumpai. Saya merasa bahwa trip kali ini
lebih ke tersesatnya dan itu lebih seru karena kami mencari bersama-sama letak
jalur penyebrangan menuju pulau gili labak, dan pintu masuk untuk menyebrang ke
pulau gili labak adalah melalui pelabuhan kalianget. Sampai di pelabuhan
kalianget, kami lalu memarkir mobil, kemudian saling berpencar. Sebagian
mencari warung makan, sebagian lagi mencari toilet untuk buang air besar dan
sebagian belanja buat tambahan logistik untuk di makan di gili labak.
Setelah urusan perut, urusan toilet dan
urusan belanja-belanja selesai, kami berdiskusi dimana lebih tepatnya untuk
parkir mobil, tidak perlu berpikir panjang akhirnya kami memarkir mobil di
kantor polisi. Kami menitip mobil di kantor polisi agar aman saja, jarak dari
pos polisi sampai ke pelabuhan kalianget bisa di tempuh dengan jalan kaki.
Setelah mobil di parkir, tas-tas dikeluarkan satu persatu berikut dengan
logistik, kami lanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju pelabuhan
kalianget. Ketika di perjalanan kami disambut dengan suasana yang
belum kami lihat sebelumnya, kami semua melihat kapal yang bentuknya seperti
kapal ferry tapi ini versi kayunya dan kapal itu mengangkut mobil, saya sendiri
berpikir “itu serius mobil di angkut pakai kapal ferry yang terbuat
dari kayu, bagaimana kalau tenggelam”.
Main layang layang |
Belakang pulau
|
Dan semua pikiran buruk tentang ferry itu
terus saja berlanjut, canggih ya. Madura dengan notabene masyarakatnya nelayan
bisa sampai berpikir kesana dalam membuat kapal ferry tiruan, hingga sampai
mengangkut mobil dengan beratnya yang seperti itu, luar biasa. Sampai di
pelabuhan kalianget, kami langsung cari perahu yang akan mengantar kami semua
ke gili labak. Kami kemudian ketemu dengan bapak-bapak pemilik perahu, dan dengan tanpa basa basi kami langsung
menanyakan harga, kemudian dengan tanpa basa-basi pula bapak itu bilang harga
500.000 rupiah, sempat kami tawar berkali-kali hingga harga sangat jatuh tapi
bapak itu tetap keukeuh dengan kemauan harga darinya.
Akhirnya, setelah diskusi panjang dengan
teman yang lain, kami menyetujui harga 500.000 rupiah untuk mengantar
kami selama 5 jam PP. Perlu diketahui, untuk menyebrangi pulau gili labak
butuh waktu 2,5jam sekali jalan dengan perjalanan laut. Jam
09.30 pagi perahu kecil yang kami tumpangi berangkat, kami berada di perahu
kecil ini selama kurang lebih 2,5 jam
ke depan. Awal mula perahu berjalan, pertama-tama kami menikmati berfoto
masing-masing dengan view laut dan pulau-pulau sebelahnya. Setelah kami semua bosan
dengan berfoto-foto, satu persatu dari kami tidur pulas, tidur dengan
terombang-ambing oleh ombak besar. Sesekali ombak itu sampai membasahi baju
kami, saya yang tidak tidur dan sedang ngobrol dengan kedua bapak tersebut
selaku kapten perahu kami melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana
ombak itu membasahi baju mereka.
2
jam lebih kami habiskan di atas perahu, dan seketika pemandangan pulau gili
labak sudah nampak di depan mata, satu persatu teman-teman yang lain bangun
dari tidurnya yang lelap meski di ombang-ambingkan oleh ombak. Dan kurang dari
satu jam, perahu mulai merapat di pulau gili labak, kami menyiapkan tas apa
saja yang dibawa kemudian logistik. Sisanya yang tidak akan kami pakai nantinya
akan kami tinggal di perahu biar tidak terlalu berat membawanya. Dan, WELCOME TO GILI LABAK. Gradasi pasir putih dan air laut yang
bening kehijauan membuat saya sendiri ingin cepat loncat dari perahu untuk
renang. Karena, sayang sekali melewatkan moment seperti ini, sayang sekali ke
pantai tidak basah, sangat disayangkan. Dan lalu kami sudah menginjakkan kaki
di atas tanah yang mempunyai penduduk kurang lebih dari 40 kepala keluarga
tersebut.
Sesampainya
kami semua di gili labak, kami langsung mencari tempat teduh untuk sekedar
duduk, minum dan istirahat sebentar sambil menikmati pemandangan yang luar
biasa menakjubkan di depan mata. Beberapa menit kami berempat meneduh, kami
langsung mencari masjid atau mushola, barangkali memang ada mushola atau masjid
buat shalat dhuhur. Dan kami menemukan juga tempat shalat, sebuah masjid di
kampung yang kecil dengan di kelilingi oleh pohon kelapa yang sanggup bikin
kami ingin meminum buah kelapa itu. Masjid di gili labak memiliki air payau,
jadi kalau ingin berwudhu’ atau sekedar mau mandi, kamu akan merasakan air
payau membasahi kulitmu.
Setelah
kami menunaikan shalat dhuhur bebarengan di masjid kampung penduduk, saya dan
teman-teman yang lainnya kembali ke tempat teduh tadi untuk sekedar istirahat
dulu. Saya sendiri sudah tak sabar ingin menyentuh dan menjamah air lautnya
gili labak. Karena sangat di sayangkan jika ke tempat yang indahnya keterlaluan
begini tidak menikmati suasananya, perpaduan air laut biru dengan langit biru
bercampur dengan awan yang menggumpal begitu saja. Gradasi yang begitu mengagumkan,
seperti sebuah lukisan yang begitu sempurna di ciptakan. Sementara teman saya
masih bermain dengan layang-layang yang dia pinjam dengan orang-orang yang baru
dikenal, tanpa basa basi lagi saya langsung nyebur ke air laut yang begitu biru
bercampur dengan suasana alam.
Pandangan
ke depan hanya laut dan semilir angin yang selalu berhasil membuat saya
mengantuk. Berjalan sebentar dari tempat saya renang tersebut, ada seperti
kolam kecil dengan airnya yang begitu bening, kami semua tak ingin melewati momen
ini. Kamera dimainkan terus-terusan untuk menangkap kegiatan kami di pulau yang
seperti surga ini, tak ingin kehilangan moment yang begitu indah, setiap
jepretan kamera selalu dimainkan bahkan sampai ke kamera underwater yang selalu
saya pegang.
Seperti kolam renang di pulau sebagus ini |
Puas dengan bermain layang-layang, puas dengan foto-foto, puas dengan berenang, puas dengan segala hal yang sudah kami lakukan di pulau gili labak ini, saatnya beranjak pergi ke belakang pulau. Untuk mengelilingi pulau gili labak tidak butuh waktu lama dengan berjalan kaki, hanya yang membuat berat untuk mengelilingi pulau adalah panasnya matahari yang sangat keterlaluan. Kami memutuskan untuk mengelilingi pulau gili labak, sampai dipertengahan jalan kami berhenti karena panasnya matahari yang membakar kaki kami, sandal saya sengaja saya tinggal di atas perahu agar bisa menyentuh pasir putihnya secara langsung tanpa media apapun.
Sampai
di belakang pulau, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan
mengelilingi pulau gili labak karena panas mataharinya seperti membakar kulit.
Kami memasuki perkampungan penduduk lokal disana, masuk melalui sawah dan
perkebunan warga setempat. Di pulau gili labak untuk mendapatkan pohon kelapa
sangat mudah, tinggal ijin pada warga yang punya pohon kelapa tersebut dan warga
menyuruh untuk memanjat pohon kelapa yang begitu tinggi. Sayangnya, diantara
kami tidak bisa memanjat pohon kelapa dan akhirnya planing buat minum air
kelapa gagal, mungkin lebih tepatnya tertunda. Kami melanjutkan kembali
perjalanan ke pantai, masih ingin nyebur dan renang di birunya laut, masih tak
ingin pulang dulu sebelum segala hal dituntaskan disini.
Menikmati Kebebasan |
Kapal ini bisa mengangkut mobil |
Penduduk di pulau gili labak ini menggantungkan
kehidupan mereka pada laut, karena itu kebanyakan mereka adalah nelayan. Tidak
ada jalur listrik di gili labak, ketika pergi ke masjid saya menemukan aki
besar tersimpan rapi di teras masjid. Mereka mengandalkan diesel dan aki untuk
penerangan mereka jika malam, jika siang listrik dari sumber aki dan diesel
dimatikan, begitu tenang ada di perkampungan ini. Tidak ada keramaian tidak ada
asap knalpot, hanya debur ombak dan semilir angin sepoi yang sesekali singgah.
Saya sempat berpikir, Tuhan menciptakan sebuah pulau yang ada perkampungan
seperti di gili labak beserta dengan rezeki yang akan mereka dapatkan.
Perkampungan di gili labak itu di kelilingi laut dan
di tumbuhi pepohonan kelapa dan tumbuhan lainnya juga, beginilah cara Tuhan
memberikan rezeki kepada umat manusia, Tuhan memberikan laut agar di manfaatkan
untuk kebutuhan sehari-hari warga di perkampungan gili labak tersebut. Sangat
sempurna, Tuhan tidak pernah membiarkan umatnya kelaparan. Dan mungkin warga di
pulau gili labak berada di satu titik rasa syukur, satu titik dimana semua hal
harus di syukuri, mereka yang tinggal di pulau itu sangat tidak kekurangan
apapun. Tiba-tiba saya ingat dengan nyanyian koes ploes yang di aransemen ulang
oleh musikimia yang berjudul kolam susu, sampai di bagian lirik “bukan lautan hanya kolam susu,
kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan
udang menghampiri dirimu” dan
benarlah adanya, kail dan jala cukup menghidupi warga kampung di gili labak
tersebut, mereka hampir tidak kekurangan apapun.
Mereka kaya dengan rezeki dari Tuhan, ikan segar
mereka dapatkan di lautan yang begitu luas tersebut, tak perlu ke pasar. Jika
kita tahu caranya bersyukur dan berada pada titik syukur yang begitu tinggi
maka kita bisa lebih rendah hati. Gili labak bagi saya adalah satu pulau yang
Tuhan ciptakan di bumi Madura, suku Madura yang sebagian orangnya adalah pelaut
yang begitu tangguh. Saya percaya nenek moyang saya adalah seorang pelaut,
pelaut yang berlayar dari pulau ke pulau, pelaut yang selalu mencari rezeki pemberian
Tuhan. Dan begitulah gili labak, manusia yang menetap disana adalah
manusia-manusia yang berada pada hidup yang begitu tinggi karena apa yang
mereka dapatkan adalah apa yang sudah Tuhan berikan secara langsung.
Foto jepret terus |
Jam di tangan menunjukkan jam 16.30 sore hari,
sepertinya kami harus pulang karena kami sudah di tunggu oleh kedua bapak
nelayan, kedua bapak nelayan yang dengan setia menunggu kami berjam-jam.
Setelah selesai acara foto underwater dn siluet sore, kami prepare buat
menyebrang ke pelabuhan kalianget dengan memakan waktu 2,5 jam juga. Jam 17.00
sore kami sudah menaiki perahu yang kami sewa dari pelabuhan kalianget, di sore
hari ini kamu bisa melihat dari atas kapal bintang laut yang berwarna biru.
Benar-benar sangat puas acara traveling kali ini, kebersamaan dengan
teman-teman traveler dan kebersamaan pula dengan warga lokal di perkampungan
gili labak.
Saya tahu sekarang bahwa di bagian wisata bahari,
Madura tidak bisa di pandang sebelah mata lagi.Perjalanan pulang ke pelabuhan
kami tempuh, matahari tenggelam di sebelah barat, warna orange dan warna
kemerah-merahan di atas langit di tengah laut mulai memamerkan keindahannya
masig-masing.Membuat perjalanan kami begitu berwarna, seperti di sambut oleh
semesta alam bahwa hidup itu indah. Terima kasih gili labak, keindahanmu akan
saya ceritakan kepada orang-orang bahwa kau layak untuk di sambangi, tempatmu
adalah tempat paling romantis yang pernah saya datangi.
Saya akan bercerita mengenai lautmu, bahwa ada
sebuah tempat, bahwa ada sepotong surga di ujung Madura yang sangat wajib di
kunjungi bagi siapa saja yang mencari keindahan ciptaan Tuhan yang selalu
mengagumkan. Sampai di pelabuhan kalianget jam 19.00 malam, setelah membayar
sewa perahu kami langsung berpencar lagi setelah ambil baju kering dari mobil.
Dua orang teman pergi ke kamar mandi, saya bersama teman saya pergi ke warung
buat makan tahu goreng yang super duper enak. Maklum sih kami sangat kelaparan
sekali. Terima kasih Adioz, Mba
Uty dan Mba Lynda, semoga kita bisa bertemu lagi di next trip berikutnya.
NB :
- Untuk menyebrang ke pulau gili labak harus melalui pelabuhan kalianget dahulu kemudian dari pelabuhan kalianget sewa kapal, untuk sewa kapal harga normal adalah Rp.500.000 syukur bisa jatuh di tawar dari harga normal itu dan ditempuh perjalanan laut selama 2,5 jam.
- Sekedar info, untuk di gili labaknya sendiri tidak ada air tawar. Adanya air payau, air sumur di dekat masjid menjadi alternatif jika memang mau cuci muka atau sekedar berwudhu’.
- Untuk sewa atau booking perahu bisa menghubungi Bapak Wi Gunawati 087850072060, beliau baik dan ramah terhadap pelanggannya.
34 komentar
Write komentarKomen ah.. Haha. Halo selamat keep in touch gara2 ketemu via instagram. Sampai jumpa lagi.
Replybahahhaha, yah minimal bisa ada yang komentar ya alhamdulillah pemirsahhh bahahah
Replyiya dong, meninggalkan komentar itu berguna sekali untuk menjaga ke-eksis-an di dunia blogging. haha
Replybahahaa, bener banget.. setidaknya ada jejak yang di tinggalkan hehe, emangnya kaskus
Replyhalooo ikut komen jg ah :D haha
Replyternyata mas fahmi bikin cerita gili labak juga. dpt dari buka2 G+ nya si indah :D
Jiah... kepo dia. haha...
Replywah ceritanya bikin ngiler :D Alhamdulillah besok memang mau kesana jadi gak sabar ^_^
ReplyAyo2...
ReplySy insya allah bs bantu guide..
Domisili & asli disumenep..
Paket perahu, makan 2x, perlengkapan snorekling, foto2 & pelampung..
Roly.
08179380900.
085311888846.
085711888846.
Very nice info, pak wi welcome banget, membantu banget buat nyewa kapal
ReplyWisata Gili Labak memang menyenangkan bro., pulaunya masih indah dan jarang orang kesitu karena orang2 pada belum tahu.
Replymas ramli bisa diinfokan lebih jelas kira-kira paketannya kena harga berapa ?
Replyfahmiiii ajakin aku kesana dooongs...........
ReplyMba kiki nanti kita kesana , pe er kita tuh tinggal kita bikin itineary nya aja capcuss
Reply2 hari yang lalu saya abis dari sana, sekarang tarif sewa kapal minimal 700rb pp, kalau nginep/camp di gili labak bayar 2x. Ngomong2 thanks info perjalanannya min, pak wi recomended banget itu udah
ReplyUtk informasi tentang gili labak biaya dan penginapan bisa hubungi saya, kebetulan rumah saya dipesisir desa kombang pulau poteran, langsung berhadapan dg pulau gili labak, jarak tempuh lebih cepat sekitar 1 jam perjalanan dan biaya lebih murah. Tiap minggu banyak wisatawan yg berangkat dari rumah karena jarak tempuh lebih cepat. Untuk yang lebih simple berangkat dari pelabuhan kalianget dengan biaya yang lebih mahal dan jarak tempuh sekitar 2-3jam
ReplyPin BB: 24ED643A
No HP : 087750066266 / 083807163506
#untuk BBM sinyal terkadang tidak mendukung bisa langsung hubungi nomer ponsel
Penyebrangan dari desa Kombang dengan melakukan 2x penyebrangan penyebrangan pertama untuk mobil 25rb motor 5rb dengan waktu penyebrangan 10menit menggunakan kapal feri ke pulau poteran lalu melakukan perjalanan dgn menggunakan mobil/motor menuju desa kombang sekitar 30menit,penyebrangan dari desa kombang sangatlah dekat dgn memakan waktu 1 jam
ReplyTarif penyebrangan ke gili labak
1-5org 450-600
6-10org 600-650
11-15org 650-700
16-20org 750-800
21-25org 900-1jt
25-30org 1jt-1,2jt
#Harga sewaktu-waktu bisa berubah tergantung cuaca
#untuk sewa senorkel 40-50rb/org tergantung banyaknya orangnya
seru banget menikmati keindahan pulau gili labak di sumenep - pulau madura.. oia, koq itu ada kayak semacam kolam renang gitu, waktu itu kita kesana, gak ada seperti itu? dimana lokasinya?? jadi penasaran..
ReplyMau liburan Grup / Privat, harga backpacker, Gili Labak - Malang Selatan - Banyuwangi - Lumajang - Rafting - Gunung Kidul - Jogja - Bali Dll...
ReplySilahkan hub.
081235618281 / 085730077308
54E0B52 / 7ECC7D00
www.halo-indonesia.com
Wista disini memang mengasyikkan., apa lagi sama pacar., hehehe
ReplyWaw.. makasih gan info travelnya, kebetulan saya ada rencana mau k giri labak
Replykalau mau kesna trs nginep dihotel apa ya kira2 mas?
Replydi Sumenep banyak hotel mas , berkisar antara harga 50ribu-100ribuan
ReplySama sama ya mas hehe
ReplyAlhamdulillah, beliau benar benar sangat welcome dan begitu ramah gan
ReplyMantappp..
ReplyTulisanya keren mas, mantap pokoknya, jangan sungka kembali ke salah satu surga tersembunyi di madura ya mas
ReplyKlw Skrg Nyampek brapa Gan Untk sewa perahu ke Gili labak pp
ReplyKlw Skrg Nyampek brapa Gan Untk sewa perahu ke Gili labak pp
Replynyampek harga 700 PP gann..
ReplySiap mas, yang penting ketika saya kembali kesana lagi. saya ga melihat sampahh di tepi pantainya. bagian kebersihan pantai harus kita jaga bersama mas .hehe
ReplyInfo Jasa penyebrangan Wisata Gili Labak
ReplyKami menyediakan 2 Jalur penyebrangan :
1.Jalur penyebrangan Desa Kombang dengan lama penyebrangan kurang lebih 1 jam
2. Jalur Penyebrangan melalui pelabuhan Kalianget dengan lama penyebrangan 2 jam.
Hubungi Kami :
Sumenep Adventure
082333390334 (WA)
087750066266 (CALL ONLY)
gililabakisland_id (LINE)
gililabak_island (INSTAGRAM)
Info Jasa penyebrangan Wisata Gili Labak
ReplyKami menyediakan 2 Jalur penyebrangan :
1.Jalur penyebrangan Desa Kombang dengan lama penyebrangan kurang lebih 1 jam
2. Jalur Penyebrangan melalui pelabuhan Kalianget dengan lama penyebrangan 2 jam.
Hubungi Kami :
Sumenep Adventure
082333390334 (WA)
087750066266 (CALL ONLY)
gililabakisland_id (LINE)
gililabak_island (INSTAGRAM)
ReplyHalo kawan, bingung merencanakan liburan kalian, yuk bareng kami ada TRIP UMUM harga Backpaker di setiap bulannya, jangan kawatir penjemputan di Surabaya dan Sidoarjo.
More info:
Halo Indonesia Tour - Travel
Call/Line/WA/SMS : 085730077308
BBM : 7ECC7D00
Cek keseruan TRIP kami di Instagram : halo_indonesia
Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon