MENU

Menu
  • Home
  • #TRAVELNOTE
    • Gunung
    • Refleksi
    • Malam Jumat
    • Cerita Perjalanan
  • LINIMASA
    • Catatan Pinggir
    • Catatan Kaki
  • ABOUT
  • DISCLAIMER
  • KATA-KATA
  • TRAVEL BLOGGER
#Travelnote Jalan-jalan DI HYANG

DI HYANG

Jalan-jalan
"Nuansa dan panorama alam yang pertama kali ditemui ketika mengunjungi sebuah desa di dieng adalah kesejukan udaranya yang bersih, kebun-kebun warga yang indah dan dua buah gunung yang gagah menantang"


Begitulah saya menggambarkan sebuah wisata yang eksotis dieng yang mempunyai pesona luar biasa bagi para traveller, backpacker ataupun para pendaki, karena ketika mengunjungi dieng kita akan berada pada satu keindahan luar biasa, udara alamnya yang sejuk dan warganya yang begitu ramah. Ini kedua kalinya saya mengunjungi dieng setelah pertama kalinya saya hanya pergi untuk mendaki ke gunung praunya saja yang ingin sekali saya jamah, menjamah dingin alamnya, saya berpikir bahwa ketika berwisata ke alam dieng hanya ada kesejukan alam yang selalu menggoda kulit dan sedikit menusuk tulang ketika mencicipi airnya untuk sekedar mencuci wajah. 

Saya rasa ketika mengunjungi tempat-tempat yang indah didieng berarti kita mempelajari sebuah sejarah dan proses pembentukan masa silam yang begitu panjang, contohnya ketika saya mengunjungi telaga warna atau kawah sikidang, bagi saya ketika pertama kali mengunjungi telaga warna kelihatan dari bau belerangnya bahwa asal muasal sejarah dari pembentukan telaga warna tidak lepas dari asal muasal gunung prau kemudian dihubungkan kembali dengan kawah sikidang, dan pembentukan tersebut memakan waktu dan proses yang begitu panjang, sangat panjang. Lalu ketika mengunjungi sebuah candi arjuna, barangkali kita bisa tahu tentang sebuah kisah pewayangan, asal muasal dari candi-candi yang berada di kompleks wisata dieng tidak lepas dari agama hindu aliran dewa Syiwa,

Kawah Si Kidang



jadi menurut beberapa penduduk sekitar bahwa sejarah dieng selalu berhubungan dengan dewa-dewa dan kisah-kisah pewayangan yang tercipta dari berbagai mitos dan cerita budaya lokal setempat mengenai kisah-kisah tersebut. Berdasarkan sejarah, dieng berasal dari bahasa sanskerta yaitu dari kata Di Hyang yang berarti tempat persemayaman para dewa atau Hyang bisa diartikan adalah Sang Hyang Widi, sebuatan dari Tuhannya kaum agama hindu.

Fenomena rambut gimbal yang berada didataran tinggi dieng selalu dihubungkan kepada mitos-mitos masyarakat lokal dan sejarah yang tidak lepas dari keberadaan Kyai Kolodete yang kemudian menjadi cikal bakal anak-anak yang berambut gimbal di dataran tinggi dieng sampai hari ini, Kyai Kolodete disebutkan oleh masyarakat setempat sebagai sosok penguasa pertama di dataran tinggi dieng dimana beliau adalah seorang tokoh yang pertama kali membabat kawasan dieng, biasanya bagi anak-anak yang ingin tumbuh rambut gimbalnya biasanya dilalui oleh beberapa proses, prosesnya adalah dengan sakit panas kemudian kejang-kejang, kemudian keesokan harinya rambut gimbal tersebut tumbuh. 

Bagi sebagian orang tua yang anaknya mempunyai rambut gimbal merasa senang karena menurut mitos daerah tersebut anak yang mempunyai rambut gimbal adalah titisan dari leluhurnya atau nenek moyangnya, tidak semua anak yang bisa memiliki rambut gimbal tapi ketika seorang anak mempunyai rambut gimbal di yakini akan membawa keberuntungan dalam keluarga, cerita dari anak berambut gimbal sendiri tidak lepas kaitannya dengan pendiri pertama desa dieng, cerita tentang kyai kolodete pada zaman dahulu pernah berkata tidak akan memotong rambutnya sebelum desa yang di dirikannya bisa makmur. 

Tanda-tanda desa makmur adalah dengan lahir dan adanya anak yang memilik rambut seperti yang dimiliki oleh Kyai Kolodete dahulu dan akhirnya sampai sekarang anak yang berambut gimbal diyakini memiliki keberuntungan dan pembawa kemakmuran bagi desa setempat. begitulah sebuah mitos dan kepercayaan warga setempat di dataran tinggi dieng, sebuah tempat yang selalu menggoda dan mempesona, keindahan dan cerita rakyatnya selalu menarik untuk di pelajari dan dibaca sejarah dan kisahnya

Jejak dan oleh oleh dari dieng :


bersama Alfarizi, anak gimbal di dieng
                               


candi arjuna yang sarat dengan sejarah
                                                 


kehijauan yang menawan
                                        


Telaga Warna




travelnote

Author : travelnote

Share this

Related Posts

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon

Subscribe to: Post Comments (Atom)

sering dibaca

  • GILI LABAK, SEPOTONG SURGA DI TIMUR MADURA
    Full tim kecuali bapak-bapaknya ( Foto di pelabuhan Kalianget )  Di pagi hari itu, tanggal 25 mei 2014, tepat  jam 03.30 pag...
  • Merapi Jalur Kinahrejo
    Saya selalu tertarik dengan sesuatu yang berbau tradisi dan budaya, apalagi tentang hubungan antara gunung dengan masyarakat lereng n...
  • WISATA ALAM POSONG
    Lanskap Posong dengan latar Gunung Sindoro Hari minggu kemarin, saya menyempatkan mengisi liburan ke taman wisata alam Posong yang ter...
  • Gunung Lawu jalur Candi Cetho (cerita foto)
    Gunung Lawu terletak diantara Desa Karanganyar Jawa tengah  yang juga berbatasan dengan Magetan Jawa timur mempunya 3 jalur pendakian res...
  • Membaca Diri
    Pada perjalanan yg menghangatkan ingatan. Langkah kaki gontai mengarah pada tujuan yg tak kunjung datang. Pelantun lagu kebeb...
  • Merbabu, Jalur Suwanting.
    Seringkali saya menyebut  gunung merbabu sebagai rinjani-nya Jawa. Memiliki tekstur keindahan sendiri, termasuk dengan sabanany...
  • Gunung Prau Yang Menawan
    Beberapa kali saya ke Gunung Prau, beberapa kali juga saya melewatinya dari jalur Desa Patak Banteng. Dan baru kali ini saya ke Gunung P...
  • Rindu (MONOLOG PAGI)
    Menunggu senja di pantai dekat rumah Rumah bagi saya adalah tempat yang begitu teduh, nyaman dan tenang. Rumah adalah surg...

media sosial


Copyright © #Travelnote
Created by Arlina Design | Distributed By Gooyaabi Templates