"Berbagai spekulasi bisa saja beredar dengan cepat ketika seseorang mendengar nama gunung Merapi, sebuah gunung yang paling galau dan bisa saja aktif seketika. Dan di antara gunung-gunung lainnya yang ada di tanah Jawa, Merapi tetap menjuarai dirinya sebagai Sang LEGENDA."
Mukaddimah
Merapi adalah sebuah sejarah dari zaman dahulu kala yang sampai hari ini menjadi sesuatu yang begitu sakral oleh orang jawa khususnya warga jawa di lereng merapi, baik dari jalur Boyolali, Kaliurang maupun dari jalur New Selo. Sejarah kemenangan kerajaan Mataram Islam yang telah menaklukkan Pajang adalah bukti nyata bahwa ada ikatan antara Panembahan Senopati dengan laut selatan ( Nyai Ratu Kidul ) dengan Merapi (Eyang Sapu Jagad). Bagi masyarakat Jawa, Merapi mempunyai tempat tersendiri bagi mereka yang masih percaya hal-hal yang berbau mistis, mitos dan sesuatu yang beraroma ghaib. Sejarah dari masa lampau menjadi cikal bakal kenapa sampai di hari ini letusan merapi di nilai oleh masyarakat jawa di lereng merapi sebagai sesuatu yang tidak wajar dan selalu berhubungan dengan hal mistis, dan saya pernah melihat seseorang pernah melakukan laku spiritual ketika jam 05.00 pagi di lereng merapi jalur kaliurang, bau dupa dan kemenyan yang sangat menyengat. Ntahlah, sang Legenda itu masih menyimpan berbagai misteri sampai saat ini
Bagi saya sendiri, Merapi adalah sebuah legenda, sebuah saksi sejarah masa lalu yang begitu romantis sekaligus rumit. Dari zaman kerajaan Pajang hingga kerajaan Mataram, dari masa Sultan hingga peralihan menyatunya Nusantara menjadi negara Republik. Dan dari waktu ke waktu itu, Merapi adalah saksi dimana pada masa itu berkuasanya para raja Jawa. Dari Merapi lahirlah mitos-mitos, tradisi dan budaya di masyarakat lereng Merapi, sebuah kepercayaan yang masih hidup hingga hari ini. Masih tetap rutin di adakannya sesaji agar keadaan Merapi menjadi seimbang, dari situ kemudian lahirlah juru kunci Almarhum Mbah Maridjan yang di amanahkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjaga Merapi, sebuah simbol kosmologi orang-orang Jawa yang sarat dengan tradisi, budaya dan segala hal tentang warisan leluhur.
Tahun 2010, sebelum letusan pertama Merapi, terekam jelas oleh kamera seorang warga sebuah asap yang membentuk wajah Mbah Petruk. Mitos Mbah Petruk atau Nyai Petruk sendiri dipercaya secara turun temurun, ada kaitan mitos tersebut tentang kekecewaan Raja Majapahit, Prabu Brawijaya terhadap Kerajaan Demak dalam kisah Sabdo Palon Genggong. Ketika Prabu Brawijaya ingin menyepi di Gunung Lawu kemudian di usir dan pada akhirnya Prabu Bawijaya memutuskan untuk bersemedi di puncak Merapi. Dan ketika bersemedi di puncak Merapi, Prabu Brawijaya bertemu dengan seorang wanita tua yang konon di sebut Nyai atau Mbah Petruk. Kemudian Nyai atau Mbah Petruk mengeluarkan sabda "Jika ada pemimpin di sekitar Merapi yang tidak benar dirinya akan menagih janji". Dalam foto itu, kepala Mbah Petruk menghadap ke selatan dan itu artinya letusan Merapi akan menimpa Yogyakarta dan sekitarnya.
Ntahlah, seseorang boleh mempercayai sebuah mitos atau tidak. Tetapi, segala sesuatu memang ada permulaannya, permulaan dan cerita dari Merapi yang begitu menjadi legenda itu bagi saya bukan hanya sebuah mitos tapi sebuah cerita rakyat Jawa yang sampai hari ini masih terjaga. Sebuah cerita yang selalu di ceritakan turun temurun. Sampai hari ini, Merapi masih tetap mempunyai sisi misteri, penuh dengan cerita masa lalu, gagah sekaligus indah. Meski Merapi mempunyai ketinggian 2911 Mdpl tetapi gunung tersebut tidak bisa di anggap remeh. Karakteristik gunung memang selalu berbeda apalagi dengan cerita - cerita masa lalu dari gunung di tanah Jawa.
Pendakian MERAPI
Sejak erupsi besar gunung Merapi pada tahun 2010 dengan mengakibatkan hujan abu di sekitar kota Yogyakarta, jalur pendakian Merapi dari Kaliurang di tutup karena jalur sudah rusak tertutup dengan abu vulkanik bahkan puncak garuda yang terkenal sebagai puncak Merapi itu sudah tidak ada, berbagai pendaki bilang bahwa ada puncak garuda baru tapi entah dimana posisinya. Untuk mencapai puncak Merapi, jalur yang sampai hari ini masih di buka hanya dari jalur New Selo. Pendakian di mulai dari basecamp Merapi (BARAMERU). Pendakian di awali dengan menapaki jalan beraspal sampai gardu pandang New Selo, Dari gardu pandang New Selo mulai memasuki jalan setapak, jalan cukup menanjak hingga shelter 1, saya rasa ketika ke Merapi jangan terlalu berharap banyak bonus. dari shelter 1 ke pos 1 jalan tetap menanjak dengan vegetasi hutan yang rapat, jika pernah ke merbabu via wekas akan kenal jalur seperti ini.
Kemudian dari pos 1 ke shelter 2 masih menemui hutan yang begitu rapat tapi track mulai berbatu. dari shelter 2 ke pos 2 tidak memakan sejam karena ketika itu saya tiba tiba sudah melewati pos 2 dan memasuki sunrise point. Jalur track dari sunrise point menuju pasar bubrah adalah batu vulkanik yang sangat labil, jadi para pendaki disini juga harus hati hati ketika menginjakkan kaki karena batunya begitu labil. Tidak terlalu memakan lama dari sunrise point ke pasar bubrah hanya jalan track begitu terjal, waktu itu saya sampai di atas pasar bubrah jam 5 pagi. Pagi itu saya dengan tim istirahat dan membangun tenda di pasar bubrah, pasar bubrah adalah sebuah tempat yang begitu luas dengan di penuhi berbagai batu vulkanik. Dan ketika itu Merapi begitu indah dan gagah, di antara misteri yang menyelimuti Merapi, ada keindahan yang di pancarkan. Dari pasar bubrah ke puncak Merapi memakan waktu 2 jam, karena jalur track yang berpasir dan sampai puncak adalah batu, maju dua langkah mundur satu langkah adalah hal yang sangat lumrah ketika menghadapi jalur track yang berpasir.
Note :
1. Dari basecamp ke pasar bubrah berdasarkan kecepatan pendaki jadi saya tidak bisa mengira-ngira berapa jam perjalanan dari basecamp ke bubrah
2. Saran : sebaiknya membuka tenda di sunrise point.
3. Pendakian harus safety jangan lupa bawa buff, melindungi jalur pernafasan dari debu
4. Bawa kembali sampahmu.
Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon