"Dalam sebuah cerita-cerita kuno dari mulut ke mulut rakyat jelata di tanah jawa, Merapi adalah pusat kosmologi kebudayaan hindu yang dulu sempat di puja."
Trek Gunung Merapi dari jalur selo memang ga pernah mudah untuk di daki terlebih buat pendaki pemula, miring dan jarang bonus. Trek awal di sambut dengan jalan aspal kemudian trek jalan yg sudah di semen, setelah melewati trek dua jalan itu akan masuk ke ladang penduduk sebelum masuk ke hutan tapi jalur tetap miring dengan jarang bonus. Keseluruhan pos di Merapi hanya ada empat pos, dua pos adalah shelter 1 dan shelter 2 yang sering kita sebut sebagai pos bayangan. Trek berdebu dn berbatu akan di temui sepanjang jalan dr shelter 1 sampai di atas pasar bubrah, tapi kenangan melewati trek untuk silaturahmi ke Merapi kali ini tak melewati trek jalur utama ; jalur kartini. Saya kemarin mencoba trek jalur evakuasi yg ga menemui trek berbatu sama sekali, hanya trek tanah khas pegunungan dan akar pohon yang tak terlalu besar.
Team kedua untuk ekspedisi Merapi kali ini berjumlah sembilan, dimana semua anggota team begitu solid dan sangat nyaman hingga mengkomunikasikan sesuatu begitu gampang termasuk bilang kalau lagi capek dan break sebentar untuk mengatur nafas. Setelah break di pos 1 kami bertemu dengan bapak dan dua anaknya yang sedang melakukan pendakian juga menuju pasar bubrah Merapi. Bapak itu menyarankan agar melewati jalur evakuasi dari pada jalur kartini, nilai plus di jalur evakuasi adalah memotong jalan dan ga melewati trek berbatu menuju pos 2. Dari pos 1 sampai ke atas sebelum pasar bubrah kami di pimpin oleh bapak-bapak yang kami temui di shelter 1.Jalur begitu panjang dan miring, sesekali dapat bonus dan sesekali trek sangat miring. Sesekali pula berhenti mengatur nafas yang tak beraturan karena kecapean dan sesekali membasahi tenggorokan yg kering dengan minuman botol air putih, sangat membantu.
Anggota team sempat bilang sama saya "dari sekian ajakan naik gunung, baru Merapi ini yang begitu melelahkan dan jarang bonus". Memang trek Merapi tak bisa di anggap enteng, miring dan berbatu adalah ciri trek khas Merapi via jalur selo, perjalanan pendakian melewati jalur evakuasi ini berujung pada pertigaan lapang dan berbatu. Jika ke kanan ke arah pasar bubrah dan ke kiri ke arah basecamp Barameru, tak lama dari tempat lapang yang di penuhi batu tersebut ada banyak tempat lapang buat mendirikan tenda. Alasan utama kami membangun tenda di situ ; selain karena anggota team sudah kecapean dan kedinginan juga di tambah tempat yg lapang buat membangun tenda agar semua bisa Re-charge dan bisa melanjutkan perjalanan ke pasar bubrah paginya.
Jarak dari camp kami ke pasar bubrah hanya memakan 30 menit saja dengan view berlatar beberapa keindahan gunung yang menakjubkan, Indonesia ya memang ga pernah ada habisnya. Dari atas pasar bubrah sebelah kiri pandangan, kamu akan di suguhi gunung Sindoro, Sumbing, Prau dan kejauhan ada Slamet. Sebelah kanannya ada lawu dari kejauhan terlihat samar dengan di warnai warna orange dari sang surya yg mulai muncul perlahan-lahan.
Yang pernah mengejar sunrise sepagi mungkin pasti tau detik-detik mega mega yg merona dari timur sebelum sang Matahari muncul, biasanya kalau cuaca cerah. Ada warna yang begitu mempesona dengan cahaya planet venus dan beberapa bintang yang menemani, sangat indah. Saya melihat hal begitu sungguh hanya bisa diam dan berdecak kagum sambil bilang "Subhanallah".
erlebih buat pendaki pemula, miring dan jarang bonus. Trek awal di sambut dengan jalan aspal kemudian trek jalan yg sudah di semen, setelah melewati trek dua jalan itu akan masuk ke ladang penduduk sebelum masuk ke hutan tapi jalur tetap miring dengan jarang bonus. Keseluruhan pos di Merapi hanya ada empat pos, dua pos adalah shelter 1 dan shelter 2 yang sering kita sebut sebagai pos bayangan. Trek berdebu dn berbatu akan di temui sepanjang jalan dr shelter 1 sampai di atas pasar bubrah, tapi kenangan melewati trek untuk silaturahmi ke Merapi kali ini tak melewati trek jalur utama ; jalur kartini. Saya kemarin mencoba trek jalur evakuasi yg ga menemui trek berbatu sama sekali, hanya trek tanah khas pegunungan dan akar pohon yang tak terlalu besar.
Team kedua untuk ekspedisi Merapi kali ini berjumlah sembilan, dimana semua anggota team begitu solid dan sangat nyaman hingga mengkomunikasikan sesuatu begitu gampang termasuk bilang kalau lagi capek dan break sebentar untuk mengatur nafas. Setelah break di pos 1 kami bertemu dengan bapak dan dua anaknya yang sedang melakukan pendakian juga menuju pasar bubrah Merapi. Bapak itu menyarankan agar melewati jalur evakuasi dari pada jalur kartini, nilai plus di jalur evakuasi adalah memotong jalan dan ga melewati trek berbatu menuju pos 2. Dari pos 1 sampai ke atas sebelum pasar bubrah kami di pimpin oleh bapak-bapak yang kami temui di shelter 1.Jalur begitu panjang dan miring, sesekali dapat bonus dan sesekali trek sangat miring. Sesekali pula berhenti mengatur nafas yang tak beraturan karena kecapean dan sesekali membasahi tenggorokan yg kering dengan minuman botol air putih, sangat membantu.
Anggota team sempat bilang sama saya "dari sekian ajakan naik gunung, baru Merapi ini yang begitu melelahkan dan jarang bonus". Memang trek Merapi tak bisa di anggap enteng, miring dan berbatu adalah ciri trek khas Merapi via jalur selo, perjalanan pendakian melewati jalur evakuasi ini berujung pada pertigaan lapang dan berbatu. Jika ke kanan ke arah pasar bubrah dan ke kiri ke arah basecamp Barameru, tak lama dari tempat lapang yang di penuhi batu tersebut ada banyak tempat lapang buat mendirikan tenda. Alasan utama kami membangun tenda di situ ; selain karena anggota team sudah kecapean dan kedinginan juga di tambah tempat yg lapang buat membangun tenda agar semua bisa Re-charge dan bisa melanjutkan perjalanan ke pasar bubrah paginya.
Jarak dari camp kami ke pasar bubrah hanya memakan 30 menit saja dengan view berlatar beberapa keindahan gunung yang menakjubkan, Indonesia ya memang ga pernah ada habisnya. Dari atas pasar bubrah sebelah kiri pandangan, kamu akan di suguhi gunung Sindoro, Sumbing, Prau dan kejauhan ada Slamet. Sebelah kanannya ada lawu dari kejauhan terlihat samar dengan di warnai warna orange dari sang surya yg mulai muncul perlahan-lahan.
Yang pernah mengejar sunrise sepagi mungkin pasti tau detik-detik mega mega yg merona dari timur sebelum sang Matahari muncul, biasanya kalau cuaca cerah. Ada warna yang begitu mempesona dengan cahaya planet venus dan beberapa bintang yang menemani, sangat indah. Saya melihat hal begitu sungguh hanya bisa diam dan berdecak kagum sambil bilang "Subhanallah".
Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon