MENU

Menu
  • Home
  • #TRAVELNOTE
    • Gunung
    • Refleksi
    • Malam Jumat
    • Cerita Perjalanan
  • LINIMASA
    • Catatan Pinggir
    • Catatan Kaki
  • ABOUT
  • DISCLAIMER
  • KATA-KATA
  • TRAVEL BLOGGER
#Travelnote Refleksi Rindu (MONOLOG PAGI)

Rindu (MONOLOG PAGI)

Refleksi


Menunggu senja di pantai dekat rumah


Rumah bagi saya adalah tempat yang begitu teduh, nyaman dan tenang. Rumah adalah surga, titik nol  kilometer yang membuat kita merasa ada di pelukan sang bunda. Di rumah, kita bebas mengenang masa kecil dengan tertawa  kemudian sedih karena waktu begitu saja berlalu. Teman masa kecil yang dulu sering bermain di pantai, satu persatu pergi merantau di negeri orang untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Rumah adalah firdaus kecil dengan taman yang benar-benar membuat saya merasa nyaman sekaligus tak ingin beranjak pergi kemanapun. Kampung halaman saya tidak seberapa luasnya, sejak kecil terbiasa bermain di bibir pantai karena memang rumah saya pesisir dan sangat dekat sekali dengan pantai. Tapi, di pagi ini saya rindu rumah, rindu dengan belaian sang bunda yang kini sudah tiada, rindu dengan sapaan orang kampung yang terbiasa menyapa dengan ala kadarnya, rindu dengan udara dan cinta dari Ayah yang merupakan satu-satunya yang saya punya. 


Di kampung halaman ketika sedang di rumah, saya terbiasa pergi ke pantai pada pagi atau sore harinya, merasakan asinnya air laut atau sekedar melihat matahari tenggelam dari ufuk barat dengan pesonanya yang mengagumkan. Ya, rumah adalah keindahan yang absurd, kenyamanan yang begitu sempurna, banyak sekali cerita yang tersusun dengan rapi tentang masa ketika saya kecil. Seorang anak kecil bernama Fahmi yang nakal, seorang Fahmi yang selalu dimarahi oleh sang Bunda ketika bermain basah-basahan di laut. Tempat saya mengaji berada di pinggiran pantai, biasanya jika saya telat ikut shalat berjamaah saya pasti di hukum oleh ustad saya apalagi kalau salah ketika belajar ngaji. Tapi, itu semua terbayar ketika saya sudah sedewasa ini.

Rindu rumah dan rindu dengan cerita-cerita terdahulu tentang saya yang masih seumuran jagung bukan hanya ukiran dongeng semata, dan meski semua cerita itu kini menjadi sebuah kenangan tapi cerita itu hidup, sampai ke bagian-bagian kecil di setiap detailnya. Rumah yang telah membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang ini, rumah yang kemudian menjadi tujuan dan satu titik yang pada akhirnya saya akan pulang dan kembali meski kemanapun saya berada, rumah yang selalu saya rindukan ketika saya di negeri orang. Ibu adalah perempuan pertama yang sangat saya cintai, seorang ibu yang selalu menjadi inspirasi saya untuk tetap hidup dan menjalani berbagai hal, seorang ibu yang selalu hidup dalam hati sanubari anaknya meski beliau sudah tidak ada, seorang ibu yang sampai hari ini selalu saya rindukan meski pada akhirnya saya menangis karena mengingatnya. Tak ada satu orang perempuan yang menggantikan posisi seorang ibu, ibu yang berhati mulia dan selalu berusaha mendidik anaknya untuk menjadi seorang manusia yang terbaik. Jika saat ini beliau masih ada disini, saya akan menceritakan apapun terhadap beliau, berkeluh kesah, bercerita bahwa saya selalu di pertemukan oleh orang-orang baik, bercerita segalanya dengan tiduran di paha beliau sambil di belai dengan manja. Terbentuknya rumah adalah berdasarkan sentuhan tangan Ibu, di tangan seorang perempuan yang berhati mulia.


Ibu, aku rindu di manja olehmu, di belai ketika jatuh dari sepeda dan kaki terkilir karena berlarian. Aku rindu di marahi olehmu bu, rindu dengan segala hal tentang kita berdua ketika bermain, ibu yang dulu selalu berusaha membuatku tersenyum ketika aku menangis, Ibu yang selalu ingin tetap aku bersekolah agar bisa menjadi sarjana dan menggapai cita-cita, dan ibu yang memaksa aku bangun pagi ketika aku masih mengantuk dan malas bersekolah. Kini, anakmu yang nakal ini sudah berumur 28 tahun bu, sudah bukan seumuran jagung lagi. Sudah pandai bermain sepeda apalagi motor, sudah sering memarahi Abah ketika beliau tak menjaga kesehatannya. Dan kini, anakmu ini bu sedang mencari arti hidup dan kebahagiaan melalui berjalan melintasi gunung, bertemu dengan orang-orang baru, lebih menghabiskan waktu di perjalanan. Aku berharap bu dengan menaiki gunung dan menghabiskan waktu di jalan bisa lebih dekat lagi denganmu..  Ijinkan Fahmi mencari jalan lain untuk pulang bu. Aku rindu ibu, sangat rindu. 
travelnote

Author : travelnote

Share this

Related Posts

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Unknown
31 May, 2016 delete

Home

is

the place

that

always

want

you

BACK

Reply
avatar

Tinggalkan Komentar Anda di sini, Terima kasih telah berkunjung. EmoticonEmoticon

Subscribe to: Post Comments (Atom)

sering dibaca

  • GILI LABAK, SEPOTONG SURGA DI TIMUR MADURA
    Full tim kecuali bapak-bapaknya ( Foto di pelabuhan Kalianget )  Di pagi hari itu, tanggal 25 mei 2014, tepat  jam 03.30 pag...
  • Merapi Jalur Kinahrejo
    Saya selalu tertarik dengan sesuatu yang berbau tradisi dan budaya, apalagi tentang hubungan antara gunung dengan masyarakat lereng n...
  • WISATA ALAM POSONG
    Lanskap Posong dengan latar Gunung Sindoro Hari minggu kemarin, saya menyempatkan mengisi liburan ke taman wisata alam Posong yang ter...
  • Gunung Lawu jalur Candi Cetho (cerita foto)
    Gunung Lawu terletak diantara Desa Karanganyar Jawa tengah  yang juga berbatasan dengan Magetan Jawa timur mempunya 3 jalur pendakian res...
  • Membaca Diri
    Pada perjalanan yg menghangatkan ingatan. Langkah kaki gontai mengarah pada tujuan yg tak kunjung datang. Pelantun lagu kebeb...
  • Merbabu, Jalur Suwanting.
    Seringkali saya menyebut  gunung merbabu sebagai rinjani-nya Jawa. Memiliki tekstur keindahan sendiri, termasuk dengan sabanany...
  • Gunung Prau Yang Menawan
    Beberapa kali saya ke Gunung Prau, beberapa kali juga saya melewatinya dari jalur Desa Patak Banteng. Dan baru kali ini saya ke Gunung P...
  • Rindu (MONOLOG PAGI)
    Menunggu senja di pantai dekat rumah Rumah bagi saya adalah tempat yang begitu teduh, nyaman dan tenang. Rumah adalah surg...

media sosial


Copyright © #Travelnote
Created by Arlina Design | Distributed By Gooyaabi Templates